Saturday, April 13, 2013

Super Subs dan Super Comeback


Foto: @Stuart_PhotoAFC

Kembali, bertahan menjadi momok bagi srategi possession football ala Arsenal. Pertahanan Norwich yang menempatkan 10 pemain sepanjang waktu membuat Arsenal sulit menerobos dinding berlapis tersebut. Strategi bertahan Norwich membuat Arsenal hilang kreativitas, Cazorla, Wilshere, dan Gervinho gagal menembus rapihnya pertahanan Norwich. Berkali-kali pula Arsenal melakukan kesalahan mendasar dalam passing, banyak passing yang tidak tepat sasaran.

Serangan balik Norwich membuat Gibbs melakukan pelanggaran di luar kotak penalti Arsenal. Snodgrass yang mengambil tendangan bebas memberikan umpan terukur ke tengah kotak penalti.  Sundulan Turner menuju ke pojok kanan gawang berhasil membobol Fabianski. Praktis keunggulan 1-0 Norwich membuat mereka semakin bertahan. Bertahan dengan formasi 4-1-4-1 membuat Arsenal seolah mati kutu. Passing pemain menjadi kacau, tak adanya pemain yang rajin membuka ruang menmbuat Arsenal kembali stuck.

Menit 60 masuklah Walcott dan Podolski member warna baru terhadap daya gedor Arsenal. Walcott dengan speed dan pace-nya mencoba menusuk dari sisi kanan Norwich. Sementara Poldi berkali-kali mendapat peluang emas, namun tidak dapat dimaksimalkan. Satu-satunya peluang Poldi ada pada menit 78 memanfaatkan assist Giroud namun sayang tendangannya mengenai mistar.

Menit 80 masuk Chamberlain menggantikan Sagna, sehingga membuat Ramsey digeser ke bek kanan. Sepnajang pertandingan Ramsey merupakan salah 1 pemain Arsenal yang paling menonjol, kebisaaan dia ditempatkan di wing ataupun bek sayap membuat Ramsey bermain lebih taktis. Cepat dalam melakukan passing, dapat melihat posisi pemain diberbagai sudut. Wajar jika Ramsey akhir-akhir ini berkembang, menjadi midfielder dan pivot yang tangguh bersama Arteta. Hal ini dikarenakan Ramsey suka dipasang Wenger di posisi sayap yang mengharuskan dia mencari celah seminim mungkin di daerah yang terbatas.

Pada menit 85 Arsenal mendapat penalti karena Giroud dilanggar oleh pemain Norwich Arteta sebagai eksekutor berhasil mengkonversi penalti tersebut 1-1. Dengan gol Arteta mau tidak mau Norwich kembali sedikit membuka permainan mereka, namun celah tersebut dapat dimanfaatkan para pemain Arsenal. Chamberlain dan Poldi melakukan 1-2 di sisi kiri pertahanan, umpan Chamberlain berhasil membuat Bassong bunuh diri dan membuat Arsenal comeback 2-1. Sementara gol pemungkas yang dilesakkan Poldi pada menit 90+ memanfaatkan assist Walcott yang dimana pergerakkannya berbau offside.

Terlepas dari kemenangan 3-1 atas Norwich, sejujurnya penulis melihat Arsenal bermain kurang bagus ya enough-lah, kembali “mandeg” melawan tim yang baik dalam bertahan. Sebenarnya (meurut penulis) ada banyak cara melawan tim yang menggunakan strategi bertahan, diantaranya passing dengan intensitas yang tinggi, seolah-olah mengocok formasi mereka, namun dalam hal ini para pemain harus rajin membuka ruang dan memiliki stamina yang kuat. Lalu, rajin melakukan umpan terobosan. Umpan terobosan juga harus dilakukan dengan visi yang baik oleh pemberi umpan serta kecepatan dari pemain yang menerima tersebut. Dengan visi passing yang baik dapat membuat pemain bertahan “terlalu” fokus dengan arah laju bola, sehingga terkadang membuat pemain yang dijaganya lepas, disitulah kecepatan pemain yang menerima umpan dibutuhkan. Namun ada kelemahannya, umpan terobosan ini rentan dengan offside, maka dari itu harus dilakukan dengan timing yang tepat. Selain itu membuat gol cepat atau unggul terlebih dahulu juga bisa membuat tim yang bertahan menjadi bermain lebih terbuka, dikarenakan harus mencetak gol juga agar terhindar dari kekalahan. 

Para super subs menyelamatkan muka Arsenal di Emirates, dalam kurun waktu kurang lebih 10 menit membuat Arsenal berhasil comeback super dengan mencetak 3 gol. Kali ini, penulis mengakui kecermatan seorang Wenger yang memasukkan Walcott, Poldi dan Chambo sebagai substitutes dan menempatkan Ramsey sebagai bek kanan. Para super subs tersebut memberikan dampak signifikan, dari ketiga super subs tersebut ada 1 kesamaan yang dimiliki oleh mereka, yaitu kecepatan. Ya, kecepatan dibutuhkan Arsenal saat tertinggal, karena kecepatan dapat merusak sistem bertahan suatu tim. Lihat saja Walcott ketika mendapat bola 1 sampai 2 pemain Norwich mencoba menghentikannya, dan juga ketika pemain Norwich memegang bola setidaknya para pemai Norwich tidak bisa memegang bola terlalu lama karena terus dikejar, dan hampir saja Arsenal mendapat penalti ketika Walcott dijatuhkan. Namun sayang bukan merupakan pelanggaran.

Akhir kata, sampai kapan PR ini (bertahan) berhasil ditaklukan Wenger dengan taktik dan strategi possession football selepas para Invicible pergi meninggalkan Arsenal?


Oleh: M. Fajar Ramadhan


No comments:

Post a Comment